Home » » Latar Belakang Campursari

Latar Belakang Campursari

Written By Kewalian Arena Seni dan Kreasi on Saturday, January 19, 2013 | 12:32 PM


Secara harfiah campursari artinya campur aduk, campur baur atau gabungan dari beraneka macam dan ragam. Dalam dunia musik Indonesia campursari dapat diartikan sebagai perpaduan antara alat musik tradisional (gamelan jawa) dengan alat musik modern. Konon diperkirakan aliran campursari sudah ada muncul sejak tahun 60-an, yang dimulai pad masa kejayaannya penyanyi langgam jawa terkenal yaitu Waldjinah. Pada kenyataannya instrumen-instrumen modern ini tunduk pada pakem musik jawa dan gending yang digandrungi masyarakat jawa pada umumnya.

Campursari pertama kalinya dipopulerkan oleh Manthou’s pada tahun 1980 dengan memasukkan unsur keyboard dalam orkestrasi gamelan melalui grupnya yang dikenal dengan nama Maju Lancar, yang kemudian dikembang tumbuhkan menjadi seperti langgam jawa (kroncong) dan meningkat ke dangdut. Pada dekade tahun 2000-an muncullah bentuk campursari yang merupakan campursari gamelan dan kroncong (seperti lagunya Nurhana dengan judul Kena Goda),  serta campuran kroncong dan dangdut (congdut) dari Didi Kempot.

Kendati muncul pro dan kontra terhadap kemurnian aliran musik ini, namun semua pihak sepakat dan memahami bahwa campursari merevitalisasi musik-musik tradisional di wilayah tanah jawa.

Pada umumnya alat musik campursari adalah perpaduan antara sebagaian perangkat gamelan jawa dengan sebagian alat musik modern. Perangkat gamelan yang dipakai antara lain kendang, peking, slentem, gong, suling dan kadangkala bonang, sedangkan alat musik modern anatara lain organ/keyboard dan gitar (kalau diperlukan).
Share this article :

1 comments:

  1. wuuuuu aaalah nduk nduk.... coba punya istri org jawa tulen ya , bisa belajar nyinden aq ... :)

    ReplyDelete